Yang namanya maut adalah hak
mutlak milik Allah Swt yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Bila ajal sudah tiba ,
berarti siap tidak siap mau tidak mau Malaikat Allah tetap menjalankan tugasnya
untuk mencabut nyawa setiap mahkluk. Dan bagi setiap makhluk khususnya umat
manusia tentu akan merasa sedih dan kehilangan bila yang dicabut nyawanya
tersebut adalah orang tua, saudara atau keluarganya. Sebagai penghormatan terakhir
untuk orang-orang terkasih yang meninggal dunia ,biasanya keluarga yang
ditinggalkan menyelenggarakan berbagai upacara/ritual hingga ke proses
pemakaman jenazah. Bahkan setelah itupun masih banyak kegiatan-kegiatan sejenis
ritual dan sebagainya yang juga diadakan untuk mengenang almarhum/almarhumah
seperti nujuh (7 hari meninggal), empat puluh, seratus hingga mengenang seribu
hari meninggalnya.
Ada hal yang cukup unik yang terjadi di
kampungnya si Jaka di desa Sungai Parang Kecamatan Rambutan Kabupaten
Banyuasin, masyarakat sedikit was-was bila ada kerabat atau keluarganya yang
meninggal di hari Selasa. What wrong with
Tuesday..? ada apa dengan hari Selasa ?
Dalam bahasa daerah setempat
dikenal istilah “Au salah ngan mati ahi
selase” (salah kamu sendiri meninggal di hari Selasa).
Usut punya usut ternyata di hari
Selasa sebagian besar warga Sungai Parang pergi ke Kalangan atau pasar yang ada
di hari Selasa, maklum di desa ini belum banyak warung atau toko apalagi
minimarket. Seluruh aktivitas atau rutinitas warga biasanya terhenti di hari
Selasa tersebut untuk berbelanja atau sekedar melihat keramaian pasar di hari
Selasa. Semoga saja pembangunan merata yang dijanjikan dan dengung-dengunkan
pemerintah segera terwujud hingga ke desa si Jaka agar masayarakat termasuk
para jenazah tidak cemas jika meninggal di hari Selasa.
Au salah ngan dewek mati ahi Selase wong nak kalangan gale, tebusok
mayat….
Salah kamu sendiri meninggal di
hari Selasa sementara warga sedang sibuk mau ke pasar kalangan, bisa jadi busuk
tuh mayat.
By. Aby.Wb